PGP merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihandan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaranagar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.
PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:
- mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi;
- memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;
- merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
- mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan
- berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.
Manfaat Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut:
- bergeraknya komunitas belajar secara berkelanjutan sebagai tempat diskusi dan simulasi agar guru dapat menerapkan pembelajaran aktif yang sesuai dengan potensi dan tahap perkembangan peserta didik;
- diterapkannya pembelajaran aktif oleh guru lain di lingkungan satuan pendidikannya dan lingkungan sekitar sebagai dampak bergeraknya komunitas guru secara berkelanjutan;
- terbangunnya rasa nyaman dan bahagia peserta didik berada di lingkungan satuan pendidikan;
- meningkatnya sikap positif peserta didik terhadap proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan hasil belajar;
- terwujudnya lingkungan fisik dan budaya satuan pendidikan yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik; dan
- terbukanya kesempatan bagi guru penggerak untuk menjadi pemimpin satuan Pendidikan
Menjadi coach dan mentor bagi CGP
Memandu lokakarya
Melakukan pendampingan individu ke sekolah
Mendampingi pembuatan rencana tindak lanjut
Berkoordinasi dengan BBGP/BGP
Berkoordinasi dengan fasilitator Guru Penggerak
Mengumpulkan dan menganalisis umpan balik Kepala Sekolah, murid dan rekan sejawat CGP untuk dikomunikasikan kepada CGP
Melaporkan capaian Calon Guru Penggerak
Modul 1.1.
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara menjadi titik awal Anda menjadi agen perubahan dalam transformasi Pendidikan di sekolah. Pada Modul ini, kita akan membahas lebih mendalam dan mendemonstrasikan konsep pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan relevansinya dengan penerapan pendidikan abad ke-21 pada konteks lokal (budaya) di tempat asal, serta bersikap reflektif kritis terhadap pemikiran filosofis Ki Hadjar
Dewantara.
Modul 1.2
Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak. Modul ini akan mengeksplorasi mengapa dan bagaimana nilai-nilai diri dari seorang guru terkait dengan penumbuhan dan pelestarian budaya positif.
Mengapa demikian? Dunia kini sudah semakin tanpa batas, teknologi telah berhasil menghilangkan jarak. Pertukaran budaya baik yang positif maupun negatif kini menjadi sukar terawasi dan tanpa filter. Filter tersebut diharapkan dapat ditumbuhkan sejak dini dalam setiap
diri manusia Indonesia agar budayanya tidak tergerus oleh budaya lain yang lebih agresif melakukan penetrasi. Oleh karena itu, sebagai pendidik, kita dipaksa untuk berpikir kembali mengenai makna dan tujuan pendidikan kita.
Modul 1.3
Visi Guru Penggerak. Modul ini, Anda sekalian diajak untukmenelusuri visi mendasar dari pendidikan dan pentingnya keterlibatanmasyarakat dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan bagi murid-murid di daerah Anda.
Modul 1.4
Budaya Positif. Modul ini, Anda akan menjelajahi dan memahami budaya yang ada di dunia pendidikan hingga mengakar padapraktik di sekolah, bagaimana budaya positif di sekolah ini bisa membentuk karakter murid, guru, dan bahkan visi dan misi dalam sekolah itu sendiri. Selain itu, Anda juga akan belajar memproses disiplin positif dalam budaya sekolah yang nantinya akan menjadi perubahan baru yang menggerakkan seluruh komponen sekolah.
Modul 2.1
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Modul ini, membahas tentang bagaimana Anda sebagai pendidik, memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Lewat praktek pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting. Nilai-nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai, makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan yang setara, kemerdekaan belajar, dan berbagai nilai penting lainnya yang akan berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik/utuh. Oleh karena itu, penting untuk para pendidik mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan, dengan cara-cara yang memungkinkan guru untuk dapat mengelolanya secara efektif.
Modul 2.2
Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Sosial dan Emosional. Pembelajaran sosial dan emosional ini diawali dengan kesadaran penuh bahwa tidaklah cukup apabila murid hanya mengembangkan kemampuan akademiknya saja. Murid juga perlu mengembangkan aspek sosial dan emosionalnya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam keberhasilan akademik maupun kehidupan seseorang. Sebagai pendidik yang berinteraksi dengan murid dan orang dewasa di lingkungan sekolah, Anda tentu sepakat dengan pernyataan tersebut. Lewat modul ini, kami mengajak Anda untuk dapat mengeksplorasi berbagai pengalaman yang dapat mengembangkan aspek sosial dan emosional murid.
Modul 2.3
Coaching. Modul ini membahas tentang keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan coaching. Mengapa keterampilan coaching? Coaching diperlukan karena murid kita adalah sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Mereka hanya memerlukan dorongan dan arahan dari Anda sebagai pemimpin pembelajaran untuk melejitkan potensi mereka. Tentunya ini bukan hal yang mudah karena sebagai pemimpin pembelajaran terkadang kita tergoda untuk berupaya membantu permasalahmuridan murid secara langsung dengan memberikan solusi dan nasehat. Dengan keterampilan coaching, harapannya anak didik kita menjadi lebih terarah dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi mereka.
Modul 3.1
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Modul ini, pembahasan akan dipertajam kepada keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusan- keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin Anda, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid- murid Anda sekalian. Di sini kita akan membahas secara mendalam, baik itu berupa refleksi pribadi ataupun mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif. Kegiatan-kegiatan ini pun tentu bisa berupa tugas mandiri atau tugas kelompok, selanjutnya Anda akan diminta untuk mempraktikkan aspek-aspek apa saja perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu keputusan dibuat.
Modul 3.2
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Modul ini, Seperti yang kita ketahui bersama, sekolah wajib membangun ekosistem yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan, tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan aset yang dimiliki.
Modul 3.3
Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.Modul ini, kami mengajak Anda untuk dapat mengeksplorasi berbagaipengalaman yang dapat mengembangkan aspek sosial dan emosional
murid. Melalui fase MERRDEKA, kami mengajak Anda untuk terlibatdalam pengalaman belajar yang dilandasi sikap terbuka, rasa ingin tahudan semangat bertumbuh, yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif. Untuk dapat mengembangkan kompetensi sosial dan emosional murid secara optimal, peran guru sangatlah penting. Sebelum guru dapat membantu murid, ia perlu belajar memahami, mengelola, dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam dirinya. Anda akan belajar untuk menumbuhkembangkan aspek sosial dan emosional dalam diri Anda melalui berbagai kegiatan praktikum, diskusi dan refleksi yang dilakukan dengan pendekatan berkesadaran penuh.
Sukses selalu untuk pak Reevi
BalasHapus